Sekedar menjalin persaudaraan bisa dikatakan mudah. Menjalin
persaudaraan islami tentu saja rasanya lebih sejuk daripada sekedar hanya
menjalin persaudaraan saja. Ukhuwah yang dijaga tentu akan selalu harmonis,
saat suka dan duka semua terasa. Tapi ingatlah, ukhuwah antara ada dan tiadanya
ketika dalam berjalan pada peran masing-masing tak akan mengurangi rasa
keharmonisan sedikitpun. Sahabat, apakah kita telah melalaikan sahabat yang
dulu sama kita? Apakah engkau akan menjawab ia adalah mantan sahabatku.
Bisa kita menganalisis dalam kehidupan kita sehari-hari, engkau
akan menemukan tempat dan dimana kamu merasa aman? Terkadang kita sebagai
manusia hanya melihat dari sisi lahiriah semata.Misalnya kamu tidak mau
berteman dengan orang yang perokok? Apakah perokok itu selalu buruk, padahal ia
shalatnya tekun, baik dan sangat jarang melakukan keburukan. Lalu apakah kita
langsung me-nge just dia orang buruk? Sahabat, mari kita buka mata, telinga,
mulut, tangan dan kaki kita. Tidak ada manusia yang sempurna dan apakah kita
melihat seseorang hanya dari luarnya saja? Hati-hati itu harus kita tanamkan
dalam diri kita agar kita senantiasa berprasangka baik.
Lalu apakah engkau pernah mengetahui orang yang terlihat alim dan
sholeh akan tetapi shalat shubuh sering terlambat. Nah, inilah yang menjadi
evaluasi bagi kita. Jadi jangan jadikan apa yang nampak itu sebagai ukuran
kita. Jika kita pernah melakukan itu maka kita harus merubah cara berpikir
kita. Menjalin ukhuwah Islamiyah terkadang tidak sesuai yang kita harapkan.
Kita berharap akan adanya kelembutan, hidup tanpa masalah dan baik semuanya.
Menjalin ukhuwah islamiyah itu terdapat beberapa macam kepribadian manusia,
berbagai karakter dan masalah itu ada. Bukankan kita harus siap dengan
tantangan, setiap apa yang kita perbuat tentu saja akan banyak resikonya.
Jika di dalam menjalain ukhuwah islamiyah engkau pingin lari,
cobalah ingatlah kebaikan saudara-saudara kita, emang kita bisa hidup sendiri?
Hati yang bersih tentu akan lebih tenang dalam menghadapi konflik. Masalah itu
diselesaikan bukan lari agar terhindar dari masalah. Yappz, (ngomong gampang
ya?)Tak ada salahnya kita bersatu lagi agar keimanan yang tertancap dalam
ukhuwah semakin kokoh. Terkadang melangkah itu bingung harus mulai dari mana. Sahabat
gampang sih, coba kita lihat dan pahami dari hati ke hati. Penyakit hati
seperti iri, sombong, dengki, dendam dll yang mengotori hati kita sehingga
menjadi daun yang selalu berguguran. Bukankah menjalin ukhuwah islamiyah itu
harus tulus?
Semoga setiap langkah kita dan niatan kita Lillah. Perkara dicaci
dimaki asal keimanan kita kokoh lebih baik daripada dipuji tetapi merontokkan
keimanan kita. Tetapi jadikanlah pujian sebagai reward yang mendorong kita
lebih baik dan cacian ketegaran dalam meraih ridha-Nya.
Semoga ukhuwah
islamiyah kita dimanapun kita berada
menggugah teman yang lainnya untuk bergabung di dalam menggapai ridha-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar