Mengenai Saya

Foto saya
Anugerah yang dikirimkan oleh Allah untuk orang tua saya adalah terlahirnya putri ke dua dari tiga bersaudara yang bernama Fatimatus Sholikah Dwi Wahyuni. IAIN SURAKARTA ADS (Aktivis Dakwah Kampus), KAMMI AL-Aqsha IAIN SKA, KTI (Komunitas Trainer Indonesia), Radio Dista FM, BEM Institut IAIN SKA

Minggu, 09 November 2014

Manajemen Hati


Siapakah yang tak nampak itu? Dan bagaimana caranya supaya bisa menjadi nampak? Banyak kisah menjadi cerita hingga terbukti telah nyata. Ibarat ketika kita ditanya “bagaimana kabarnya?” Alhamdulillah baik.. coba tanyakan kembali, ah yang benar? Meskipun keadaan kamu lagi terpuruk engkaupun akan mengatakan baik. Nah, artinya apa yang dikatakan itu tak selamanya sesuai dengan hati yang tak nampak. Itulah yang tak nampak itu ialah hati. Hati itu yang tahu hanya pemiliknya dan yang memberi hati tersebut. Hati itu adalah raja dan tubuh itu adalah pasukannya, bisa diartikan jika rajanya baik maka pasukannya akan baik begitu juga dengan sebaliknya ketika rajanya buruk maka pasukannyapun juga akan buruk. Semoga raja yaitu hati kita bisa diposisikan dengan apa yang kamu miliki.
        Kalau kita bisa mengetahui secara langsung bahwasanya apa yang kita ucapkan adalah atas proses dari hati dan fikiran kita. Suasana hati sangat mudah diketahui dari setiap sikap yang nampak. Hati bisa menjadi kotor bisa juga menjadi bersih. Oleh karena itu, ketika hati mulai kotor berusahalah untuk membersihkannya agar kotoran itu tidak membandel, bayangkan saja ketika kotoran tidaks segera dibersihkan, maka yang terjadi kotoran itu akan segera bertambah menjadi yang lebih banyak. Kalian semuanya tentu nggak mau kan?
        Suatu saat setiap diri akan merasakan pemberontakan antara logika dan hati. Ketika keduanya tak bisa menyatu , maka hati kecil tak akan bisa dibohongin meskipun sebenarnya yang ditampakkan adalah lawan dari hati kecil. Memanaje hati itu adalah mengatur, menata dan mengendalikan hati agar senantiasa tetap di jalan-Nya. Rasanya sangat pahit sekali ketika kita telah gagal memaneje hati terasa kita telah melanggar apa yang tidak disukai-Nya. Tersadar kita menyesal akan yang telah dilakukan. Teori tak lagi mendukung itulah terkadang kondisi yang sesungguhnya telah menjadikan kita terlupa akan semuanya meskipun di dalam kondisi sadar kita masih melakukan hal yang sekiranya tak selaras antara hati dan logika fikir yang kita miliki.
        Sobat, inilah saat kita tak lagi bisa menjawab dari setiap kerisauan hati yang terjadi. Hanyalah kita yang menanti sebuah jawaban, apakah hikmah dari semua ini? Do’a yang terpanjatkan agar hati menjadi bersih adalah sebuah harapan, namun sekali lagi manusia terkadang selalu kambuh tuk mengotorinya kembali. Ketika kotor sungguh ingin rasanya kini harus kembali kepada-Nya. Sungguh malu sekali melihat sikap kita yang selalu membikin terkotornya hati yang lembut. Kalian pasti mengetahui bahwasanya dibalik kebesaran itu ada kecil yang ada di dalam dirinya. Bisa dikatakan orang yang terlihat buruk sekalipun pasti di hati kecilnya ingin menjadi yang lebih baik. Maka, yang kecil itu adalah hati. Hati itu tak nampak namun bisa terlihat dari sikap dan perilaku kita.
        Hati-hati dengan hati, jangan main-main dengan hati dan jangan coba-coba dengan hati. Bisa kita melihat dari sudut pandang keluarga, ketika keluarga itu baik maka iapun mendidik anaknya untuk menjadi yang lebih baik, begitu juga dengan sebaliknya. Bisa dikatakan keluarga itu raja dan anakanya adalah pasukannya.
        Menata hati dengan dzikrullah adalah solution. Karena fikiran kita akan selalu terbentengi dengan kalam-Nya. Jika hati mulai kotor jangan sibukkan dengan fikiran kosong tapi lakukanlah dengan kesibukan sehingga kamu tak lagi ada waktu tuk meratapi  apa yang terjadi. Lalu yang terpenting, buatlah ketegasan terhadap hati. Setiap kamu melanggar dari niat baikmu berilah balasan terhadap diri agar kamu tak lagi melanggarnya. Yakinlah yang bisa memanaje hati adalah diri kita sendiri, karena orang lain adalah ssarana dorongan dan motivasi dan semuanya adalah kembali setiap pemilik hati.
       
       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut