Senyum itu hadir dikala mempunyai tujuan, visi dan misi yang sama. Pertanyaannya, jika tiada tujuan, visi dan misi yang berbeda, masihkah senyum itu ada? Rasanya senyum itu mahal, berapa harga senyum? Saat lembaran yang lalu terpenuhi dengan goresan dan bahkan ada kesalahan yang mungkin belum sempat terhapus, ibarat noda apakah noda itu sudah sangat membandel tak bisa dihilangkan?
Ketika
senyum itu hadir kitapun juga bahagia, begitu juga dengan sebaliknya, kini
langka senyum itu didapat. Kesabaran akan pertanyaan, apa, mengapa dan tetapi. Berharap
senyum itu hadir, kapan waktu yang menjawab. Terasa diri yang tak sengaja
menyentuh luka, hingga pada akhirnya ada perilaku yang tidak sehat di dalam
bersikap.
Saudaraku
yang aku cintai karena Allah
aku
rindu senyummu
senyum
tulus yang terpancar dari keikhlasanmu
aku
rindu akan senyummu saudaraku
aku
merasa ku telah menggores hati baikmu
tapi
seberat apa hingga aku jauh dari senyummu
aku
cintaimu, tapi ku tak tahu dengan dirimu
masihkah
ada ruang hati dariku untukmu
suatu
hari nanti, ku tak mau melukis misteri
ku
takut misteri itu mendatangiku
ku
berharap misteri indah yang kan menyapaku
kembalikan
senyum tulusmu itu wahai saudaraku